Kalau kita sedikit saja mau untuk memperhatikan sekeliling maka akan kita temukan segala yang ada di alam semesta ini amat teratur dan seimbang. Teratur dengan antonimitas dan seimbang dengan keadilan proporsi. Hampir tidak mungkin kita temukan sesuatu di semesta ini yang tidak memiliki penetral/lawan, ada panas pasti telah tercipta dingin, ada besar karna kita pernah menamai kecil, ada materi ada anti-materi, semua punya pasangan. Sama halnya dengan proporsi, keadilan semesta tak dapat diragukan. contoh kecil di pelajaran IPA SD, selalu kita temukan fakta bahwa spesies yang berada di level bawah rantai makanan akan selalu lebih banyak dari segi kuantitas daripada level di atasnya. hal ini untuk menjamin keadilan dan keseimbangan.
Hal yang sama terjadi pada kehidupan manusia, karena kita adalah dan hanyalah ppm (part of million) dari alam semesta. Di setiap kesedihan pasti telah tersedia kebahagiaan, di setiap kesusahan pasti telah bersiap kemudahan di belakangnya. Semua berpasangan dan terikat satu sama lain dalam sebuah garis hitam- putih selang-seling di tepian deret waktu. sangat mudah bagi kita untuk percaya bahwa selalu ada kebahagiaan setelah kesusahan,begitu pula sebaliknya. Akan tetapi akan sangat sulit bagi kita menentukan atau setidaknya menebak berapa lama situasi itu akan bertahan. kadang kala terasa sangat lama kita berkutat dengan kesedihan dan kesukaran sampai- sampai kita tidak percaya lagi bahwa tetap akan ada kebahagiaan. kita tau tapi tidak pernah percaya. kadang kala kita juga terlena dengan semua kebahagiaan itu dan mengacuhkan pertanda bahwa garis hitam itu ada dan wajib kita lalui.
Semesta juga berlaku sama dalam hal proporsi. keadilan tetap menjadi hukum yang tak terbantahkan. rambu pengatur kehidupan manusia berdiri seimbang 50-50. artinya setiap dari kita memiliki jatah yang sama untuk setiap keadaan dan lawan keadaan itu. sedikit beranalogi bahwa kita sama- sama menerima gelas bernama takdir itu dari Tuhan, dan Dia mengisi setengahnya dengan racun dan setengahnya dengan madu. jumlahnya sama persis! setengah!! berlaku untuk semua orang dan keduanya harus diminum. yang berbeda hanyalah ukuran gelasnya. adalah sepenuhnya hak kita untuk memilih mana dahulu yang akan dihabiskan. madu itu adalah kebahagian dan rasa nyaman.. semakin banyak kita menyecapnya maka persediaanya akan menipis dan menyisakan racun. boleh juga kita cepat- cepat habiskan racun itu karena tau bahwa manisnya madu akan tersedia di akhir. Pahit dan sakit itu akan terbayar lunas. atau bisa juga kita kombinasikan madu dan racun itu bergantian menurut selera.
Bila hari ini kita merasa berada dalam kepahitan jangan khawatir, ingatlah bahwa kita sedang menyicil menelan racun itu. satu2nya yang harus dikhawatirkan adalah masihkan ada madu tersisa? Ingat kembali waktu2 yang telah terlewati. Bencana besar bagi orang- orang yang menghabiskan madunya di awal dengan tenggelam dalam rasa bahagia dan berfoya dalam rasa nyaman. Hanya kepahitan yang ada dalam sisa hidupnya.
Gelas kita tersisa 2/3 penuh kawan karena 20 tahunan kehidupan yang terlewati. belum terlambat untuk introspeksi apakah 1/3 yang kita habiskan lebih banyak racun atau madu? berbahagialah untuk setiap kesedihan yang km alami karena pasti semua terbayar lunas di akhir. dan peringatan besar bagi yang terlena dengan semua rasa nyaman yang mungkin tersedia dalam hidupnya. akan tetapi sekali lagi semua belum terlambat. segera tinggalkan zona nyaman!! pacu diri sampai batas terendah hingga takkan ada lagi yang lebih menyakitkan dari pada itu.
Kehidupan keluarga, cinta dan kuliah kadang terasa semakin terasa berat dan menyediakan tantangan yang begitu dahsyat. tetapi pilihlah tetap di dalamnya. selesaikan semua masalah yang menghadang. teguklah sebanyak mungkin racun pahit itu. telan dan lupakan, telan dan lupakan! berhenti meratap dan mencaci karena semua itu akan memberi efek kuadrat pada rasa pahit. tidak bijak juga terlalu membandingkan diri dengan orang lain. bukankah setiap dari kita punya ukuran gelas yang berbeda? jangan terlalu cepat menyimpulkan Tuhan tak adil karena melihat orang lain penuh dengan kebahagiaan karena kita tak pernah tau berapa banyak racun yang telah dia telan sebelumnya. makin manis madu yang dicecap, makin pahit racun yang harus mampu ditelan. Proporsi itu akan selalu sama.
Hal yang sama terjadi pada kehidupan manusia, karena kita adalah dan hanyalah ppm (part of million) dari alam semesta. Di setiap kesedihan pasti telah tersedia kebahagiaan, di setiap kesusahan pasti telah bersiap kemudahan di belakangnya. Semua berpasangan dan terikat satu sama lain dalam sebuah garis hitam- putih selang-seling di tepian deret waktu. sangat mudah bagi kita untuk percaya bahwa selalu ada kebahagiaan setelah kesusahan,begitu pula sebaliknya. Akan tetapi akan sangat sulit bagi kita menentukan atau setidaknya menebak berapa lama situasi itu akan bertahan. kadang kala terasa sangat lama kita berkutat dengan kesedihan dan kesukaran sampai- sampai kita tidak percaya lagi bahwa tetap akan ada kebahagiaan. kita tau tapi tidak pernah percaya. kadang kala kita juga terlena dengan semua kebahagiaan itu dan mengacuhkan pertanda bahwa garis hitam itu ada dan wajib kita lalui.
Semesta juga berlaku sama dalam hal proporsi. keadilan tetap menjadi hukum yang tak terbantahkan. rambu pengatur kehidupan manusia berdiri seimbang 50-50. artinya setiap dari kita memiliki jatah yang sama untuk setiap keadaan dan lawan keadaan itu. sedikit beranalogi bahwa kita sama- sama menerima gelas bernama takdir itu dari Tuhan, dan Dia mengisi setengahnya dengan racun dan setengahnya dengan madu. jumlahnya sama persis! setengah!! berlaku untuk semua orang dan keduanya harus diminum. yang berbeda hanyalah ukuran gelasnya. adalah sepenuhnya hak kita untuk memilih mana dahulu yang akan dihabiskan. madu itu adalah kebahagian dan rasa nyaman.. semakin banyak kita menyecapnya maka persediaanya akan menipis dan menyisakan racun. boleh juga kita cepat- cepat habiskan racun itu karena tau bahwa manisnya madu akan tersedia di akhir. Pahit dan sakit itu akan terbayar lunas. atau bisa juga kita kombinasikan madu dan racun itu bergantian menurut selera.
Bila hari ini kita merasa berada dalam kepahitan jangan khawatir, ingatlah bahwa kita sedang menyicil menelan racun itu. satu2nya yang harus dikhawatirkan adalah masihkan ada madu tersisa? Ingat kembali waktu2 yang telah terlewati. Bencana besar bagi orang- orang yang menghabiskan madunya di awal dengan tenggelam dalam rasa bahagia dan berfoya dalam rasa nyaman. Hanya kepahitan yang ada dalam sisa hidupnya.
Gelas kita tersisa 2/3 penuh kawan karena 20 tahunan kehidupan yang terlewati. belum terlambat untuk introspeksi apakah 1/3 yang kita habiskan lebih banyak racun atau madu? berbahagialah untuk setiap kesedihan yang km alami karena pasti semua terbayar lunas di akhir. dan peringatan besar bagi yang terlena dengan semua rasa nyaman yang mungkin tersedia dalam hidupnya. akan tetapi sekali lagi semua belum terlambat. segera tinggalkan zona nyaman!! pacu diri sampai batas terendah hingga takkan ada lagi yang lebih menyakitkan dari pada itu.
Kehidupan keluarga, cinta dan kuliah kadang terasa semakin terasa berat dan menyediakan tantangan yang begitu dahsyat. tetapi pilihlah tetap di dalamnya. selesaikan semua masalah yang menghadang. teguklah sebanyak mungkin racun pahit itu. telan dan lupakan, telan dan lupakan! berhenti meratap dan mencaci karena semua itu akan memberi efek kuadrat pada rasa pahit. tidak bijak juga terlalu membandingkan diri dengan orang lain. bukankah setiap dari kita punya ukuran gelas yang berbeda? jangan terlalu cepat menyimpulkan Tuhan tak adil karena melihat orang lain penuh dengan kebahagiaan karena kita tak pernah tau berapa banyak racun yang telah dia telan sebelumnya. makin manis madu yang dicecap, makin pahit racun yang harus mampu ditelan. Proporsi itu akan selalu sama.
Memilih terus berjuang..
Lebih bermaksud u/ menghibur diri yang tergoda u/ frustasi.
jiwa.pamungkas